#Label1 .widget-content{ height:200px; width:auto; overflow:auto; }

Saturday 14 March 2015

ABBAS IBNU FIRNAS, Penemu Awal Teori Pesawat Terbang

Mengikut fakta Roger Bacon yang dikenal sebagai peletak dasar teori pesawat terbang ala Barat. Lima ratus tahun sebelum Bacon, Abbas Ibnu Firnas, seorang Muslim Spanyol yang hidup di abad ke-9 Masihi sebenarnye telah mendahuluinya.
Pada tahun 875, Ibnu Firnas membuat satu prototype atau model pesawat terbang dengan meletakkan bulu pada sebuah bingkai kayu. Inilah catatan dokumentasi pertama yang sangat kuno tentang pesawat terbang layang.
Ia mencoba membuat prototype pesawat layang pertama dan menerbangkannya dari atap sebuah menara.

Beliau hidup pada saat pemerintahan Khalifah Umayyah di Spanyol (dulu bernama Andalusia). Pada tahun 852, di bawah pemerintahan khalifah baru, Abdul Rahman II, Ibnu Firnas membuat pengumuman yang menghebohkan warga Cordoba. Ia ingin melakukan percobaan ‘terbang’ dari menara Masjid Mezquita dengan menggunakan ‘sayap’ atau jubah tanpa lengan yang dipasangkan di tubuhnya.

Hasil dari percobaan beliau terbang dengan alat tersebut berhasil. beliau mampu mendarat walaupon mengalami cedera ringan. Alat yang digunakan Ibnu Firnas inilah yang kemudian dikenal dengan parachute atau pun payung terjun pertama di dunia. Menara Masjid Mezquita di Cordoba menjadi saksi bisu perwujudan konsep pertama pesawat terbang yang lahir dari pemikiran seorang Muslim.


Keberhasilannya itu mendorongnya untuk mengembangkan teori penemuan tersebut. Ia melakukan serangkaian penelitian dan pengembangan konsep serta teori berdasarkan tindak laku alam yang dilihatnya. Sebagai salah satu bahan perbandingan penelitiannya adalah bagaimana burung bisa terbang. Dari situlah ia mencoba membuat prototype pesawat layang.
Ada dua catatan penciptaan pesawat terbang Ibnu Firnas. Salah satunya menyebutkan, setelah menyelesaikan model pesawat terbang yang dibuatnya, Ibnu Firnas mengundang masyarakat Cordoba untuk datang dan menyaksikan hasil karyanya itu.
Warga Cordoba waktu itu berkumpul di sekitar sebuah menara. Dari menara itulah Ibnu Firnas akan memperagakan hasil ciptaannya. Ia menjadikan puncak menara itu sebagai landasan untuk beliau terbang. Namun kerana cara berlepas yang kurang baik, ia terhempas ke tanah bersama pesawat layang buatannya. Ia mengalami cedera punggung yang sangat parah. Cederanya inilah yang memaksa Ibnu Firnas tak berdaya untuk melakukan percubaan yang berikutnya.
Catatan versi kedua menyebut, Ibnu Firnas tidak melengkapi pesawat layang buatannya dengan ekor sebagaimana burung. Kelalaiannya inilah yang mengakibatkannya gagal mendaratkan pesawat ciptaannya dengan sempurna.
Di catatan kedua pun dikatakan bahawa Ibnu Firnas cedera di punggung. Akibatnya ia tak mampu lagi mengembangkan ciptaannya itu kepada dunia. Sebagai gantinya ia melakukan di dalam ruangan atau boleh di sebut sebagai makmal. Di sana ia mempelajari gejala alam, termasuk mekanisma terjadinya halilintar dan kilat. Dari situ ia berhasil mengembangkan formula untuk membuat gelas dan kristal.
Belum berjaya niatnya membuat pesawat layang, tahun 888 Ibnu Firnas wafat dalam keadaan berjuang menyembuhkan cedera punggungnya.
Selain dikenali sebagai peletak dasar teori pesawat terbang, lelaki yang dikenal dengan nama Latin, Armen Firman, ini juga ahli dalam bidang kimia dan memiliki sifat yang humanis, kreatif, dan kerap menciptakan barang-barang berteknologi baru saat itu.

No comments :

Post a Comment